[You must be registered and logged in to see this link.]dok.INTELIJEN
INTELIJEN.co.id - Suatu hari, seorang penduduk
setempat menemukan banyak sarang burung walet di sekitar hutan Gunung
Tumpang Pitu, Pesanggaran, Banyuwangi. Ketika ia akan memanen keesokan
harinya, ternyata sarang walet itupun sirna entah ke mana.
Wilayah
Banyuwangi memang diidentikkan dengan banyak misteri. Sebagian besar
masyarakat di luar wilayah ujung timur Pulau Jawa tesebut selalu
mengindentikkan peninggalan wilayah Kerajaan Blambangan ini dengan
santet.
Cerita tentang penemuan sarang walet oleh penduduk di
sekitar Gunung Tumpang Pitu yang kemudian hilang, hanyalah sebagian
cerita mistis di sana. Cerita mistis lain begitu banyak berserakan
menemani kehidupan masyarakat tetangga Pulau Bali ini.
Namun
ketika INTELIJEN melakukan investigasi ke sana, kenyataan berbeda sempat
dirasakan awak tim investigasi. Apalagi saat memasuki wilayah
Banyuwangi yang berbatasan dengan Kabupaten Jember, suguhan alam begitu
menyegarkan pandangan.
Jalan berkelok-kelok dengan lebatnya hutan
di kanan dan kiri jalan kawasan Alas Mrawan semakin memperlihatkan
keindahan wilayah tersebut. Bahkan kesan mistis atau angker sama-sekali
tidak mampu dirasakan karena tatapan penduduk di tepi jalan begitu ramah
kepada tim INTELIJEN.
Setelah sekitar tiga jam menempuh
perjalanan dari kota Jember, tim mencapai tempat tujuan, tepatnya di
kawasan Pantai Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur. Di atas pantai itu, berdiri dengan tegap jajaran perbukitan
bernama Gunung Tumpang Pitu.
Keberadaan gunung tersebutlah yang
telah membuat INTELIJEN berkunjung ke kawasan pantai selatan itu. Di
sana terdapat penambangan emas, konon pemodalnya asal Jakarta yang kini
dampaknya dicemaskan sebagian masyarakat di wilayah tersebut.
Di
sekitar Pantai Pulau Merah, INTELIJEN mendapatkan banyak informasi
terkait keberadaan beberapa tempat di wilayah itu dari seorang perempuan
penjual bakso. Dari perempuan itulah, cerita-cerita mistis di sekitar
Banyuwangi kini mulai muncul kembali.
Ia bercerita tentang
banyaknya harta karun di Gunung Tumpang Pitu. Perempuan itu juga
menunjukkan contoh uang berbentuk koin berwarna keemasan yang sempat
ditemukan dalam jumlah banyak. Misteri lain, banyak pula diceritakan
perempuan paruh baya ini.
Selanjutnya ketika INTELIJEN mulai
bergerak untuk mendaki gunung, segerombolan pemuda yang ditemui tim sama
sekali bersikap tidak ramah. Bahkan suara bisik-bisik terdengar dari
kumpulan pemuda itu. “Kasih tahu kalau di atas (Gunung Tumpang Pitu) ada
macan,” begitu kata salah seorang pemuda kepada teman-temannya.
Bagi
tim INTELIJEN, ucapan seperti itu tidak dapat dianggap biasa saja.
Paling tidak perkataan tersebut merupakan reaksi ketidaksenangan atas
kehadiran orang asing di wilayah tersebut.
Benar saja, ketika tim
baru saja menyusuri jalan setapak sekitar tiga ratus meter menuju
punggung Gunung Tumpang Pitu, beberapa orang yang sempat ditemui di
jalanan ternyata semuanya kompak “tutup mulut”.
Tidak satupun
dari mereka mau memberikan informasi terkait penambangan emas di gunung
tersebut. Meski di antara mereka ada yang menyempatkan diri berbicara,
tapi tak ada jawaban memuaskan muncul darinya.
Walaupun beberapa
kali tidak memperoleh jawaban memuaskan, tim INTELIJEN tetap terus
melakukan perjalanannya. Hingga pada akhirnya, perjalanan tim sampai di
sebuah tempat, Pura Segara Tawang Alun.
Apa yang ditunggu-tunggu
kini mulai menunjukkan penampakannya, Banyuwangi yang sangat dikenal
dengan dunia mistisnya, kini mulai menunjukkan tanda-tanda adanya
dimensi tersebut lewat Pura Segara Tawang Alun yang ada di depan mata.
Jika
dilihat sekilas, pura tersebut tidak berbeda dengan kebanyakan pura
lainnya. Akan tetapi letakknya yang berada di kaki gunung dan hanya
berjarak beberapa meter saja dari pantai laut selatan, posisi ini jelas
menunjukkan bahwa pura tersebut bukan pura biasa.
Ragam Misteri
Ternyata, Pura Segara Tawang Alun memang bukan pura biasa. Budayawan
Banyuwangi, Hasnan Singodimayan menuturkan, bahwa di kawasan tersebut
dahulunya merupakan tempat pertapaanWong Agung Wilis.
“Di wilayah
Banyuwangi sebelah selatan, dulunya tempat pertapaan Wong Agung Wilis.
Tokoh setelah Prabu Tawang Alun pada abad 16 ini, berjuang melawan
kompeni Belanda di daerah Grajagan sampai wilayah selatan hingga ke
Pulau Merah,” demikian pemaparan Hasnan.
Masih menurut Hasan,
hutan di sekitar pantai selatan, tepatnya di sepanjang Meru Betiri dan
Alas Purwo sangat dipercaya masyarakat Banyuwangi sebagai tempat yang
banyak menyimpan kekuatan mistis.
Cerita si penjual bakso tentang
keberadaan sarang burung walet di sekitar gunung, ternyata bukan hanya
monopoli masyarakat awam di sana. Hasnan pun mengatakan, bahwa di sana
terdapat banyak sarang burung walet, tetapi dalam dimensi mistis.
Jika
seseorang menemukan sarang walet tersebut pada saat tertentu, maka ia
harus memanennya saat itu juga. Namun bila ia menunggu untuk memanennya
di hari berikutnya, bisa dipastikan sarang tersebut telah lenyap seperti
ditelan bumi.
Hal ini bukan terjadi lantaran ada orang terlebih
dahulu memanen sarang tersebut. Sarang walet yang ditemukan, syaratnya
memang harus dipanen saat itu juga. Cerita ini sangat dipercaya dan
dipahami banyak penduduk di sana.
Begitu pula dengan keberadaan
harta karun berupa koin emas yang ditemukan dalam jumlah besar, menurut
Hasnan, koin emas tersebut merupakan sesaji persembahan masyarakat tempo
dulu ketika melakukan upacara keagamaan.
“Akibat banyaknya
sesaji itu, maka sekarang para kapitalis Jakarta termasuk Bupati
Banyuwangi pun ikut-ikutan menganggap ada tambang emas padahal tidak ada
sama sekali,” begitu lanjut Hasnan.
Jika pendapat si budayawan
Banyuwangi saja seperti itu, yakni yakin tentang tidak adanya potensi
tambang batuan emas di sana, maka bisa dibayangkan bagaimana keyakinan
masyarakat di sana terkait potensi kandungan emas di gunung tersebut.
Masyarakat
di sana tentu lebih yakin lagi, bahwa tidak ada potensi tambang batuan
emas di sana. Bagi mereka, emas yang ada di Gunung Tumpang Pitu hanyalah
emas berbentuk harta karun.
Sehingga untuk mendapatkan emas
tersebut hanya diperlukan “laku batin” bagi mereka yang menginginkannya.
Masyarakat awam di sana tentu tidak ada yang menyangkalnya, apalagi
cerita itu telah ratusan turun temurun ke generasi berikutnya.
Benar
saja, ketika INTELIJEN menyempatkan diri berbincang-bincang dengan
seorang pria paruh baya setelah pendakian Gunung Tumpang Pitu, lelaki
itu menceritakan tentang adanya petilasan keramat dan gua di ketinggian
gunung tersebut.
Menurut pria sederhana tersebut, goa tersebut
merupakan tempat orang dahulu meletakkan sesaji berbentuk koin emas.
Harta karun berbentuk koin emas inilah yang banyak diburu masyarakat di
sana.
Sayangnya, pernyataan si budayawan ternyata berbeda dengan
kondisi sesungguhnya di lapangan. Hasil investigasi INTELIJEN
menunjukkan, bahwa di Gunung Tumpang Pitu memang sedang ada akitvitas
penambangan batuan emas.
Di wilayah penambangan tersebut,
terdapat sekitar seratus pekerja, beberapa di antaranya terlihat orang
kulit putih, konon mereka berasal dari Belanda dan Australia. Mereka
dengan sebuah bendera perusahaan pertambangan tampak aktif mengebor
batuan dari perut bumi di gunung tersebut.
Tampaknya masyarakat
sekitar gunung dan Pantai Pulau Merah kecolongan. Emas yang menurut
mereka hanya bisa didapatkan dengan upaya spiritual, ternyata justru
bisa didapatkan lewat upaya rasional berbentuk pertambangan batuan emas.
Ya,
perut bumi di Gunung Tumpang Pitu ternyata menyimpan kandungan batuan
emas dengan potensi menggiurkan. Kini, sebuah perusahaan penambangan
besar akan menikmati kilauan emas sesungguhnya. Lalu bagaimana nasib
masyarakat di sana? (INTELIJEN)
Fri Oct 19, 2012 7:01 am by Tamu
» Dinas Koperasi Banyuwangi Terima Rombongan Studi Banding Propinsi Lampung
Tue Sep 13, 2011 6:44 pm by prasastyfm
» Beri Contoh Terus, DKP Bersihkan Kalilo Dari Sampah
Tue Sep 13, 2011 6:39 pm by prasastyfm
» Lowongan Kerja Guru dan KepSek PT. Gracia Trimitra Manunggal
Tue Sep 13, 2011 12:29 am by Admin
» Mp3 Remix 2011 Radio New Prasasty Fm Banyuwangi
Mon Sep 12, 2011 11:51 pm by Tamu
» Info CPNS Dharmasraya 2011 – 2012
Mon Sep 12, 2011 11:35 pm by Tamu
» Mp3 Remix Radio New Prasasty Fm Banyuwangi
Mon Sep 12, 2011 10:45 pm by Admin
» Tren Penumpang Pesawat Blimbingsari Meningkat
Mon Sep 12, 2011 7:44 pm by prasastyfm
» Ayo Dulur Kabeh Rame-rame Jaga Kebersihan
Mon Sep 12, 2011 7:42 pm by prasastyfm