Prasasty Forum Indonesia

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Prasasty Forum Indonesia

Prasasty Forum Indonesia Download Mp3, Download Game, Download Movie, dll


    Tumpang Pitu, Gunung Emas Terselimuti Misteri (4)

    Admin
    Admin
    Admin


    Jumlah posting : 77
    Join date : 06.09.11

    Tumpang Pitu, Gunung Emas Terselimuti Misteri (4) Empty Tumpang Pitu, Gunung Emas Terselimuti Misteri (4)

    Post  Admin Sun Sep 11, 2011 8:03 pm

    [You must be registered and logged in to see this link.]dok.INTELIJEN

    INTELIJEN.co.id - Suatu hari, seorang penduduk
    setempat menemukan banyak sarang burung walet di sekitar hutan Gunung
    Tumpang Pitu, Pesanggaran, Banyuwangi. Ketika ia akan memanen keesokan
    harinya, ternyata sarang walet itupun sirna entah ke mana.

    Wilayah
    Banyuwangi memang diidentikkan dengan banyak misteri. Sebagian besar
    masyarakat di luar wilayah ujung timur Pulau Jawa tesebut selalu
    mengindentikkan peninggalan wilayah Kerajaan Blambangan ini dengan
    santet.

    Cerita tentang penemuan sarang walet oleh penduduk di
    sekitar Gunung Tumpang Pitu yang kemudian hilang, hanyalah sebagian
    cerita mistis di sana. Cerita mistis lain begitu banyak berserakan
    menemani kehidupan masyarakat tetangga Pulau Bali ini.

    Namun
    ketika INTELIJEN melakukan investigasi ke sana, kenyataan berbeda sempat
    dirasakan awak tim investigasi. Apalagi saat memasuki wilayah
    Banyuwangi yang berbatasan dengan Kabupaten Jember, suguhan alam begitu
    menyegarkan pandangan.

    Jalan berkelok-kelok dengan lebatnya hutan
    di kanan dan kiri jalan kawasan Alas Mrawan semakin memperlihatkan
    keindahan wilayah tersebut. Bahkan kesan mistis atau angker sama-sekali
    tidak mampu dirasakan karena tatapan penduduk di tepi jalan begitu ramah
    kepada tim INTELIJEN.

    Setelah sekitar tiga jam menempuh
    perjalanan dari kota Jember, tim mencapai tempat tujuan, tepatnya di
    kawasan Pantai Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi,
    Jawa Timur. Di atas pantai itu, berdiri dengan tegap jajaran perbukitan
    bernama Gunung Tumpang Pitu.

    Keberadaan gunung tersebutlah yang
    telah membuat INTELIJEN berkunjung ke kawasan pantai selatan itu. Di
    sana terdapat penambangan emas, konon pemodalnya asal Jakarta yang kini
    dampaknya dicemaskan sebagian masyarakat di wilayah tersebut.

    Di
    sekitar Pantai Pulau Merah, INTELIJEN mendapatkan banyak informasi
    terkait keberadaan beberapa tempat di wilayah itu dari seorang perempuan
    penjual bakso. Dari perempuan itulah, cerita-cerita mistis di sekitar
    Banyuwangi kini mulai muncul kembali.

    Ia bercerita tentang
    banyaknya harta karun di Gunung Tumpang Pitu. Perempuan itu juga
    menunjukkan contoh uang berbentuk koin berwarna keemasan yang sempat
    ditemukan dalam jumlah banyak. Misteri lain, banyak pula diceritakan
    perempuan paruh baya ini.

    Selanjutnya ketika INTELIJEN mulai
    bergerak untuk mendaki gunung, segerombolan pemuda yang ditemui tim sama
    sekali bersikap tidak ramah. Bahkan suara bisik-bisik terdengar dari
    kumpulan pemuda itu. “Kasih tahu kalau di atas (Gunung Tumpang Pitu) ada
    macan,” begitu kata salah seorang pemuda kepada teman-temannya.

    Bagi
    tim INTELIJEN, ucapan seperti itu tidak dapat dianggap biasa saja.
    Paling tidak perkataan tersebut merupakan reaksi ketidaksenangan atas
    kehadiran orang asing di wilayah tersebut.

    Benar saja, ketika tim
    baru saja menyusuri jalan setapak sekitar tiga ratus meter menuju
    punggung Gunung Tumpang Pitu, beberapa orang yang sempat ditemui di
    jalanan ternyata semuanya kompak “tutup mulut”.

    Tidak satupun
    dari mereka mau memberikan informasi terkait penambangan emas di gunung
    tersebut. Meski di antara mereka ada yang menyempatkan diri berbicara,
    tapi tak ada jawaban memuaskan muncul darinya.

    Walaupun beberapa
    kali tidak memperoleh jawaban memuaskan, tim INTELIJEN tetap terus
    melakukan perjalanannya. Hingga pada akhirnya, perjalanan tim sampai di
    sebuah tempat, Pura Segara Tawang Alun.

    Apa yang ditunggu-tunggu
    kini mulai menunjukkan penampakannya, Banyuwangi yang sangat dikenal
    dengan dunia mistisnya, kini mulai menunjukkan tanda-tanda adanya
    dimensi tersebut lewat Pura Segara Tawang Alun yang ada di depan mata.

    Jika
    dilihat sekilas, pura tersebut tidak berbeda dengan kebanyakan pura
    lainnya. Akan tetapi letakknya yang berada di kaki gunung dan hanya
    berjarak beberapa meter saja dari pantai laut selatan, posisi ini jelas
    menunjukkan bahwa pura tersebut bukan pura biasa.

    Ragam Misteri

    Ternyata, Pura Segara Tawang Alun memang bukan pura biasa. Budayawan
    Banyuwangi, Hasnan Singodimayan menuturkan, bahwa di kawasan tersebut
    dahulunya merupakan tempat pertapaanWong Agung Wilis.

    “Di wilayah
    Banyuwangi sebelah selatan, dulunya tempat pertapaan Wong Agung Wilis.
    Tokoh setelah Prabu Tawang Alun pada abad 16 ini, berjuang melawan
    kompeni Belanda di daerah Grajagan sampai wilayah selatan hingga ke
    Pulau Merah,” demikian pemaparan Hasnan.

    Masih menurut Hasan,
    hutan di sekitar pantai selatan, tepatnya di sepanjang Meru Betiri dan
    Alas Purwo sangat dipercaya masyarakat Banyuwangi sebagai tempat yang
    banyak menyimpan kekuatan mistis.

    Cerita si penjual bakso tentang
    keberadaan sarang burung walet di sekitar gunung, ternyata bukan hanya
    monopoli masyarakat awam di sana. Hasnan pun mengatakan, bahwa di sana
    terdapat banyak sarang burung walet, tetapi dalam dimensi mistis.

    Jika
    seseorang menemukan sarang walet tersebut pada saat tertentu, maka ia
    harus memanennya saat itu juga. Namun bila ia menunggu untuk memanennya
    di hari berikutnya, bisa dipastikan sarang tersebut telah lenyap seperti
    ditelan bumi.

    Hal ini bukan terjadi lantaran ada orang terlebih
    dahulu memanen sarang tersebut. Sarang walet yang ditemukan, syaratnya
    memang harus dipanen saat itu juga. Cerita ini sangat dipercaya dan
    dipahami banyak penduduk di sana.

    Begitu pula dengan keberadaan
    harta karun berupa koin emas yang ditemukan dalam jumlah besar, menurut
    Hasnan, koin emas tersebut merupakan sesaji persembahan masyarakat tempo
    dulu ketika melakukan upacara keagamaan.

    “Akibat banyaknya
    sesaji itu, maka sekarang para kapitalis Jakarta termasuk Bupati
    Banyuwangi pun ikut-ikutan menganggap ada tambang emas padahal tidak ada
    sama sekali,” begitu lanjut Hasnan.

    Jika pendapat si budayawan
    Banyuwangi saja seperti itu, yakni yakin tentang tidak adanya potensi
    tambang batuan emas di sana, maka bisa dibayangkan bagaimana keyakinan
    masyarakat di sana terkait potensi kandungan emas di gunung tersebut.

    Masyarakat
    di sana tentu lebih yakin lagi, bahwa tidak ada potensi tambang batuan
    emas di sana. Bagi mereka, emas yang ada di Gunung Tumpang Pitu hanyalah
    emas berbentuk harta karun.

    Sehingga untuk mendapatkan emas
    tersebut hanya diperlukan “laku batin” bagi mereka yang menginginkannya.
    Masyarakat awam di sana tentu tidak ada yang menyangkalnya, apalagi
    cerita itu telah ratusan turun temurun ke generasi berikutnya.

    Benar
    saja, ketika INTELIJEN menyempatkan diri berbincang-bincang dengan
    seorang pria paruh baya setelah pendakian Gunung Tumpang Pitu, lelaki
    itu menceritakan tentang adanya petilasan keramat dan gua di ketinggian
    gunung tersebut.

    Menurut pria sederhana tersebut, goa tersebut
    merupakan tempat orang dahulu meletakkan sesaji berbentuk koin emas.
    Harta karun berbentuk koin emas inilah yang banyak diburu masyarakat di
    sana.

    Sayangnya, pernyataan si budayawan ternyata berbeda dengan
    kondisi sesungguhnya di lapangan. Hasil investigasi INTELIJEN
    menunjukkan, bahwa di Gunung Tumpang Pitu memang sedang ada akitvitas
    penambangan batuan emas.

    Di wilayah penambangan tersebut,
    terdapat sekitar seratus pekerja, beberapa di antaranya terlihat orang
    kulit putih, konon mereka berasal dari Belanda dan Australia. Mereka
    dengan sebuah bendera perusahaan pertambangan tampak aktif mengebor
    batuan dari perut bumi di gunung tersebut.

    Tampaknya masyarakat
    sekitar gunung dan Pantai Pulau Merah kecolongan. Emas yang menurut
    mereka hanya bisa didapatkan dengan upaya spiritual, ternyata justru
    bisa didapatkan lewat upaya rasional berbentuk pertambangan batuan emas.

    Ya,
    perut bumi di Gunung Tumpang Pitu ternyata menyimpan kandungan batuan
    emas dengan potensi menggiurkan. Kini, sebuah perusahaan penambangan
    besar akan menikmati kilauan emas sesungguhnya. Lalu bagaimana nasib
    masyarakat di sana? (INTELIJEN)

      Waktu sekarang Fri Apr 19, 2024 12:51 pm